BAB I
PENDAHULUAN
Puring/Croton/Codiaeum variegatum merupakan tanaman pagar bahkan sering disebut sebagai tanaman kuburan merupakan tanaman yang kaya warna (Full Colour) ternyata saat ini disebut-sebut sebagai maskot baru tanaman hias yang sedang diburu para kolektor. Beragam motif dan bentuk daun menjadi daya tarik para kolektor
Tanaman Puring termasuk famili araliase atau jenis tanaman berkayu (berkambium) dari perdu sampai pohon. Jenisnya ratusan. Di antara sekian banyak jenis itu, yang paling dikenal adalah Puring Kura, Lilin, Cabe, Bulu Ayam, Api, Jet dan Spagethi. Pemberian nama disesuaikan dengan bentuk daunnya. Puring Lilin misalnya, karena garis tengah daunnya mirip lilin. Atau Puring Bulu Ayam, daunnya menyerupai bulu ayam.
Tapi tidak semua penamaan itu berdasarkan bentuk daunnya. Ada pula berdasarkan tempat terjadi persilangan atau asal dari tanaman Puring tersebut. Contohnya Puring Malang, karena jenis ini diperoleh dari hasil persilangan yang dilakukan di Malang, Jawa Timur. Demikian pula jenis Oskar, Kora, Ketapang, India, serta Kora Thailand.
Tapi tidak semua penamaan itu berdasarkan bentuk daunnya. Ada pula berdasarkan tempat terjadi persilangan atau asal dari tanaman Puring tersebut. Contohnya Puring Malang, karena jenis ini diperoleh dari hasil persilangan yang dilakukan di Malang, Jawa Timur. Demikian pula jenis Oskar, Kora, Ketapang, India, serta Kora Thailand.
Puring merupakan tanaman yang dimanfaatkan sebagai komponen pembuatan taman. Biasanya tanaman puring sangat cocok bila dikombinasikan dengan tanaman ground cover sebagai sebuah garis atau border taman, karana tanaman ini termasuk jenis perdu sedang yang vegetasinya berkoloni, sehingga terlihat menyatu dan harmoni dalam keseluruhan penampilan sebuah taman.
Pertumbuhan
Untuk saat ini belum ada yang mengetahui secara pasti Puring berasal. Ada yang mengatakan bahwa Puring berasal dari Indonesia Timur tetapi. Di Sulawesi dinamakan dendiki, Papua dinamakan Kama, Kalimantan dinamakan Dolok, Madura dinamakan Karotong dan di pulau Jawa Puring banyak ditemukan dengan beragam nama. Penyebaran jenis tanaman ini sebenarnya sangat luas mulai dari India, asia tenggara , Australia , dan Negara tropis di amerika latin . Sudah tentu jenis yang ada pun sangat banyak
Morfologi Tanaman
Perbanyakan
Puring yang saat ini mulai diperhitungkan sebagai tanaman hias yang punya potensi dan penggemar yang luas ternyata mampu melakukan perbanyakan dengan mudah. Dari batang keras yang dimiliki, metode stek dan cangkok menjadi yang paling mudah untuk dilakukan. Selain punya waktu yang relatif singkat hasil perbanyakan juga 100 % sama dengan indukan.
Tanaman hias dengan batang keras seperti halnya puring memang bisa tumbuh dengan mengandalkan penyerubukan alami. Namun butuh waktu yang cukup lama dan juga biji yang dihasilkan tidak bisa stabil kadang banyak dan sedikit. Dan yang utama hasil anakan dari biji punya kemungkinan besar tidak sama dengan indukan
Dari model penyerbukan normal yang butuh waktu lebih lama lama ini sekarang banyak ditinggalkan oleh petani dan juga pengusaha tanaman hias. Pasalnya semakin lama perbanyakan tentu semakin lama keuntungan yang bisa diambil. Jadi cara tercepat dan teraman yang akan diambil dengan model cangkok maupun stek.
Cara kerja stek maupun cangkok sebenarnya adalah menumbuhkan akar sebagai serapan nutrisi pada bagian yang diinginkan. Metode ini hampir semua tanaman yang mempunyai batang keras atau berkayu bisa melakukannya namun dengan karakter yang berbeda..
Puring yang mempunyai batang keras mempunyai karakter yang berbeda dengan tanaman lainnya dengan karakter batang lunak. Bila di sejajarkan maka perbanyakan puring sama dengan tanaman yang sering kita lihat di sekitar kita dan yang paling mudah di dapatkan adalah tanaman buah. Berikut kami berikan dua alternatif tips dan trik perbanyakan puring.
Metode Stek
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.
- Siapkan peralatan yang terdiri dari gunting tanaman, pisau, plastik penutup, tali plastik, pot dan media tanam.
- Siapkan media tanam dengan campuran pasir, dengan humus bambu.
- Pilih batang puring yang sudah terlihat tua untuk dipotong. Cirinya cukup mudah perhatikan kulit bila sudah berwarna cokelat seperti kulit kayu berarti batang sudah siap di stek.
- Potong dengan menggunakan gunting tanaman yang sudah dibersihkan. Hindari pengunaan pisau sebab batang punya struktur yang keras dan mengandung kayu.
- Setelah terpisah jangan lupa untuk untuk menutup luka di pohon indukan dengan fungisida.
- Bila daun terlihat rimbun potong di bagian bawah dengan menyisakan sekitar 5-7 daun. Tujuannya untuk mengurangi penguapan yang harus di jaga selama proses stek.
- Ikat sisa daun mengarah keatas dan tutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan.
- potongan bawah dalam larutan perangsang akar sekitar 15-20 menit.
- Masukkan dalam media tanam dengan urutan stylofoam/gabus bisa juga dengan menggunakan pecahan genting, selanjutnya masukkan pasir hingga setengah pot. Setelah itu masukkan potongan stek.
- Lapisan atas gunakan campuran pasir dengan humus bambu hingga penuh.
- Tekan media tanam hingga batang bisa berdiri tegak.
- Siram media tanam dengan menggunakan sisa air perangsang akar
- Tempatkan ditempat teduh.
Tanda berhasilnya proses stek bisa dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara stek ini mempunyai kelebihan cepat dan mudah namun keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga 90%. Jadi masih ada kemungkinan 10 persen tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek dipastikan pohon dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal. Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Cara Cangkok
Cara kedua yang bisa dilakukan adalah dengan cangkok. Cara ini punya keberhasilan lebih besar dari pada model stek sebab akar di rangsang sebelum batang di potong. Namun beberapa nursery menganggap cara ini jauh lebih merepotkan.
- Pilih batang yang sudah tua dengan warna cokelat. Usahkan batang yang dipilih lebih tua dari metode stek
- Siapkan pisau tajam, plastik, media tanam, dan tali plastik.
- Kupas kulit batang sekitar 3-4 cm untuk tempat media tanam cangkok.
- Masukkan media tanam yang terdiri dari humus daun dan bungkus dengan plastik
- Lubangi plastik untuk memberikan sirkulasi udara
- Siram media cangkok untuk menjaga kelembaban tanaman jadi jaga agar tidak keringBila akar sudah terlihat lepas media tanam dan potong batang.
- Masukan dalam pot urutan sama dengan model stek.
Metode cangkok ini lebih aman sebab saat dipisah dari indukan batang sudah mempunyai akar sehingga yang harus dijaga adalah kandungan nutrisinya. Namun cangkok memang punya waktu lebih lama dan batang yang dipilih harus lebih tua dari metode stek.
Perawatan
Seperti tanaman hias lain pada umumnya, penampilan puring yang cantik dan eksotik juga bisa rusak gara-gara serangan sejumlah hama dan penyakit. Menurut hama tanaman puring yang perlu diwaspadai antara lain semut dan kutu putih. Untuk membasminya, lanjut dia, diperlukan pengamatan yang teliti terhadap kondisi kesehatannya dan melakukan penyemprotan dengan pembasmi serangga.
Agar penampilan puring tetap menawan, beberapa syarat yang harus diperhatikan antara lain:
1.Syaratmediatumbuh.
Media tumbuh yang baik harus mampu mengikat dan menyimpan air dan hara dengan baik, memiliki sistem sanitasi, aerasi dan drainase yang baik, sehingga tidak menjadi sumber penyakit dan bersifat tahan lama. Jangan sampai kondisi media tanam tersebut terlalulembab.
Komposisi media tumbuh puring bisa terdiri atas tanah merah, humus daun, sekam bakar, pupuk kandang dan bambu.
2.Penyiraman.
Puring akan tumbuh baik bila kebutuhan air tercukupi. Penyiraman dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore jika kondisi panas, atau dua hari sekali jika kondisi hujan, atau jangan disiram jika kondisi media masih basah. Kelebihan air bisa menyebabkan akar busuk yang ditandai dengan rontoknya daun-daun muda.
3.Pencahayaan. Cahaya dianggap mampu membuat warna puring menjadi lebih cerah. Puring yang kurang cahaya warnanya akan memudar. Oleh karena itu, ada baiknya pemilik tanaman memenuhi kebutuhan tanaman ini akan cahaya matahari secukupnya. Bila puring dijadikan tanaman hias indoor, setiap sepekan sekali puring dikeluarkan agar kebutuhan akan panas atau cahaya matahari bisa tercukupi.
4.Pemupukan. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar atau daun, setiap tiga bulan sekali. Pemupukan melalui akar dengan cara disiram atau ditabur di atas media sedangkan pemupukan melalui daun dengan penyemprotan. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan jenis pupuk. Saat melakukan pemupukan, ada baiknya juga disertai dengan penggantian media tanam
Agar penampilan puring tetap menawan, beberapa syarat yang harus diperhatikan antara lain:
1.Syaratmediatumbuh.
Media tumbuh yang baik harus mampu mengikat dan menyimpan air dan hara dengan baik, memiliki sistem sanitasi, aerasi dan drainase yang baik, sehingga tidak menjadi sumber penyakit dan bersifat tahan lama. Jangan sampai kondisi media tanam tersebut terlalulembab.
Komposisi media tumbuh puring bisa terdiri atas tanah merah, humus daun, sekam bakar, pupuk kandang dan bambu.
2.Penyiraman.
Puring akan tumbuh baik bila kebutuhan air tercukupi. Penyiraman dilakukan satu kali sehari, pagi atau sore jika kondisi panas, atau dua hari sekali jika kondisi hujan, atau jangan disiram jika kondisi media masih basah. Kelebihan air bisa menyebabkan akar busuk yang ditandai dengan rontoknya daun-daun muda.
3.Pencahayaan. Cahaya dianggap mampu membuat warna puring menjadi lebih cerah. Puring yang kurang cahaya warnanya akan memudar. Oleh karena itu, ada baiknya pemilik tanaman memenuhi kebutuhan tanaman ini akan cahaya matahari secukupnya. Bila puring dijadikan tanaman hias indoor, setiap sepekan sekali puring dikeluarkan agar kebutuhan akan panas atau cahaya matahari bisa tercukupi.
4.Pemupukan. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar atau daun, setiap tiga bulan sekali. Pemupukan melalui akar dengan cara disiram atau ditabur di atas media sedangkan pemupukan melalui daun dengan penyemprotan. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan jenis pupuk. Saat melakukan pemupukan, ada baiknya juga disertai dengan penggantian media tanam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar